Labels

Sabtu, 08 Desember 2012

Ketika Bumi Mulai Berteriak

Sadar gak kalo kita udah buat bumi ini  berteriak ?. Bumi ini semakin rusak ketika suhu mulai terasa bertambah panas, es di kutub mulai mencair, iklim yang berubah, dan semakin banyak polusi. Sampai kapan bumi akan bertahan dengan keadaan yang seperti ini atau bahkan mungkin bisa bertambah buruk, itu semua kita gak pernah tau kalo dari kita gak ada yang peduli dan mulai bergerak untuk merubah bumi ini seperti keadaan semula dan bahkan bisa lebih baik.
Dimulai dari sendiri dan hal yang kecil aja, seperti buang sampah pada tempatnya, mengurangi polusi udara, sama-sama melakukan penghijauan,dan banyak lagi yang masih bisa kita lakuin untuk bumi ini. Apa masih ada orang yang peduli dan mau merubah bumi ini untuk jadi lebih baik ?, mungkin hanya sedikit yang menyadari akan pentingnya bumi dan seisinya ini. Kapan kita mau bergerak dan melakukan sesuatu untuk bumi ini jika tidak dari sekarang, apa mungkin kita akan diam dan menunggu bumi ini semakin rapuh dan akhirnya hancur karena ulah orang-orang yang tidak pernah peduli terhadap bumi ini !!!!!.
Sampai kapankah kita mau bemusuhan dengan alam dan bumi ini ??, kapan semua perlakuan terhadap bumi ini dipertanggung jawabkan ?? Sampai kapan semua hasil bumi dan alam ini di salah gunakan ?? semua kekayaan yang kita punya di bumi ini akan hilang jika kita terus membiarkan ini terjadi ?? Siapa yang mau turun untuk mengatasi ini semua kalo bukan dimulai dari kita dan dari kesadaran setiap orang yang peduli terhadap bumi ini. Tapi semua itu masih belum cukup bila masih banyak dari kita yang masih seenaknya mempelakukan bumi ini.
Seharusnya pemerintah itu ikut turun tangan,dan bekerjasama dengan rakyat semua untuk membangun dan menata bumi ini kembali seperti sedia kala, bukan hanya omongan dan janji-janji belaka. Jika pemerintah masih banyak yang mementingkan diri mereka sendiri, maka semua usaha akan sia-sia.
Mulailah untuk bisa bekerja sama dengan semua rakyat dan ikut turun tangan dalam memperbaiki bumi ini. Dan kita sendiri, mulailah untuk membangun rasa kepedulian itu terhadap lingkungan,alam, bumi, bahkan terhadap sesama. Jangan ada lagi pertikaian, jangan ada lagi perkelahian, dan jangan ada lagi permusuhan. Apa kalian semua tidak pernah lelah jika setiap saat masih ada pertikaian yang membuat kita dan satu sama lain semakin menjauh,bermusuhan, dan bahkan terus memakan banyak korban dan yang tidak bersalah sekalipun ??. Apa kalian tidak menginginkan perdamaian ?, apa makna bhineka tunggal ika sudah tidak ada artinya lagi di mata kalian ?.
Bumi ini membutuhkan orang-orang yang masih peduli dan masih mempunyai rasa kemanusiaan, Bumi ini bukan mainan yang mudah dibongkar pasang, bumi ini membutuhkan kita semua untuk tetap bertahan dan tumbuh untuk menjadi bumi dan seisinya yang kembali utuh.
Jadi sampai kapan kita terus berdiam diri dan terus mempertahankan ego kita untuk tidak peduli pada bumi ini ??, adakah yang mau memulai untuk mempertahankan bumi ini ??, adakah yang mau ikut turun tangan dan bekerjasama untuk bumi dan seisinya menjadi lebih baik ?, dan maukah kita semua menjaga dan melestarikan kekayaan bumi ini agar tidak disalah gunakan lagi ?. Mulai sekarang mari kita mulai dari hal yang kecil untuk ikut menjaga bumi ini, Bukankah kita semua yang akan merasakannya bila bumi ini kembali menjadi bumi yang sehat, bersih, dan kaya dengan segala isinya ?. Bila semua itu terwujud, Bukan hanya menjadi mimpi belaka bumi ini akan tetap bertahan dan terus menjadi bumi kebanggaan kita semua.
Frontal menurut saya adalah suatu sikap terang-terangan yang mengarah ke radikalisme. Selain “galau”, kata frontal mulai banyak digandrungi anak muda jaman sekarang, terutama di jejaring sosial, salah satunya twitter. Namun yang perlu digaris bawahi disini apa yang dimaksud frontal di kalangan anak muda mengalami pergeseran makna. Di mana frontal merupakan suatu sikap kebebasan dan keberanian seorang remaja dalam berpendapat, sehingga frontal berseberangan dengan sifat munafik atau muna bahasa gaulnya. Di mana munafik disini diartikan suatu sikap pura2 baik namun kemudian membicarakan keburukan orang lain di belakangnya.
Intinya, bagi remaja, lebih baik menjadi frontal daripada munafik, mereka lebih baik berkata semau mereka, dengan bahasa sesuka hati mereka di ruang publik. Hal ini diperparah dengan munculnya akun-akun bernama frontal di twitter yang mendukung ke-frontalan mereka. Salah satu contohnya mungkin seperti ini:
” DASAR LU UDAH JADI MANTAN, UDAH GAK GUE PAKE LAGI MENDING KE TEMPAT SAMPAH AJA”
Memang kebebasan berbicara atau berekspresi merupakan hak dasar setiap orang, tapi yang ingin saya tanyakan bagaimana mental suatu generasi muda dapat terbentuk dengan baik jika sejak muda mereka sudah menjejali kehidupan mereka dengan bahasa yang radikal.
Jejaring sosial memang merupakan tempat untuk kita berbagi, baik ilmu, persahabatan atau kehidupan sehari-hari. Namun adanya kontrol dalam kebebasan itu sangatlah penting agar kita tahu dan kembali mengingat. Kita yang menguasai teknologi, bukan teknologi yang menguasai kita. Salam :)